Judul: Upacara Hari Lahir Pancasila di Monas, Panggung Pamer Busana Adat Pada tanggal 1 Juni 2019, Lapangan Monas di Jakarta menjadi saksi dari keseragaman keragaman pakaian adat yang dipamerkan dalam Upacara Hari Kelahiran Pancasila. Dari ujung ke ujung lapangan, pakaian adat dari seluruh penjuru Nusantara memenuhi ruang yang ada. Tidak ketinggalan, busana adat yang dibuat dengan materi bermutu dan alhasil dijual dengan harga fantastis pun ikut membaur menjadi satu dalam panggung pamer. Sejenak rakyat Indonesia merasa senang, sebab pada satu pagi ini para pihak yang ikut andil dalam upacara Pancasila dapat bergaya dengan kain tradisional masing-masing. Tentu saja, itu jauh lebih penting ketimbang memikirkan tentang betapa banyaknya hal yang perlu diperbaiki dalam negeri ini. Tidak kalah menariknya adalah ketidaksinkronisan antara tema pakaian dengan tema upacara. Tema pakaian lebih berorientasi pada kesegaran dan keluguan, sementara tema upacara justru terfokus pada kebangsaan dan ideologi. Berkaca dari situasi ini, adakah logika tentang busana adat dan upacara bendera menjadi satu ? Yang jelas, logika pecah dan kacau ketika pakaian adat bukan lagi sebagai bentuk identitas, tapi sebagai alat eksibisionis. Namun setidaknya, dengan seribu penampilan yang beragam, Upacara Hari Kelahiran Pancasila di lapangan Monas dapat menyatukan kegiatan merayakan kesatuan di tengah keragaman. Itulah yang disebut sebagai kerukunan berbeda dalam kesamaan di atas satu lapangan yang sama. Dan ya, kamu mungkin sedang membaca tulisan seorang penulis bayaran. Siapa tahu.