Judul Blog Post: Hidup Merendah, Mati Kutu, Akhirnya Main Buruk Juga Kita semua tahu bahwa merendah itu penting, terutama dalam dunia sepak bola. Pelatih yang merendah tentu saja lebih disukai daripada pelatih yang sombong. Namun, jika terlalu merendah, itu bisa menjadi masalah besar. Lihat saja pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares. Menjelang pertandingan leg pertama play off Liga Champions Asia melawan Bali United, Tavares terlihat sangat merendah. Dia bahkan menyatakan bahwa Bali United lebih baik daripada timnya. Bagi saya, itu terdengar seperti pengakuan kekalahan sebelum pertandingan dimulai. Saya kira Tavares harus berhenti untuk merendahkan timnya. PSM Makassar memiliki banyak pemain hebat dan layak untuk dihormati. Jadi, mungkin itu akan lebih baik jika Tavares berusaha untuk memotivasi para pemainnya dan memberikan semangat pada mereka untuk bertanding dengan Bali United. Namun, hasil akhir pertandingan mengatakan segalanya. PSM Makassar kalah 0-1 dari Bali United. Itu mungkin hanya satu gol, tapi permainan tim tersebut buruk. Jadi, apa artinya merendah jika hasilnya begitu merugikan? Saya pikir, jika Tavares terus mempermainkan strategi merendah, timnya akan terus kalah. Jadi, mungkin dia memerlukan sedikit kepercayaan diri dan dorongan untuk membuat perbedaan. Pada akhirnya, merendah itu penting. Tapi jangan terlalu merendah sampai-sampai mengabaikan kemampuan tim sendiri. Karena bermain buruk, inilah yang membuat kutu-kutu bangga.