Judul: Pancasila, Cuma Jadi Penghias Kertas? Baru-baru ini, Setara Institute mengeluarkan laporan tentang intoleransi di Indonesia. Menurut laporan tersebut, Pancasila seringkali dikalahkan oleh kepentingan-kepentingan lain dalam penyelesaian kasus intoleransi. Tentu saja, ini bukanlah hal yang mengejutkan. Siapa yang tidak tahu bahwa Pancasila banyak dipuja di atas kertas, tapi justru tidak banyak dilakukan di lapangan? Kalau saja Pancasila bisa digunakan untuk menyelamatkan bangsa kita dari intoleransi, sudah pasti kita tidak akan melihat begitu banyak kasus intoleransi yang terjadi. Tapi tunggu dulu, sebelum kita menyalahkan Pancasila, mari kita tanyakan kepada mereka yang mengaku-ngaku sebagai pembela Pancasila. Mereka semua terlihat hebat di atas panggung pidato, tapi kapan terakhir kali mereka mengambil tindakan konkret untuk melindungi Pancasila dari serangan intoleransi? Mari ke bawah, ke dunia nyata. Di mana Pancasila hanyalah jadi penghias kertas, tidak terasa ada keberadaannya di lapangan. Banyak kasus-kasus intoleransi seperti pengrusakan tempat ibadah, pembakaran rumah, dan intimidasi terjadi tanpa hukuman yang setimpal. Bahkan dalam kasus-kasus besar seperti Ahok, Pancasila sepertinya hanyalah jadi bahan bakar untuk memperburuk situasi. Kita semua tahu, dalam proses persidangan tersebut, bukanlah Pancasila yang menjadi pemenang, tapi kepentingan-kepentingan politik. Jadi, apakah Pancasila hanya jadi penghias kertas? Kita biarkan pembaca yang menentukan. Tapi yang jelas, ketika Pancasila tidak bisa digunakan untuk melindungi kita dari intoleransi, kita perlu mencari sesuatu yang lebih efektif. Soalnya, kalau hanya jadi penghias kertas, tidak ada gunanya kan?