Judul: Denny Indrayana, si Ahli Berpuisi yang Memuji Megawati Lebih dari Calon Presiden Potensial Sudah waktunya bagi kita untuk menghentikan semua penundaan di sekitar Pemilu 2024, kata Denny Indrayana dalam surat terbukanya. Namun, yang lebih menarik dari surat ini bukanlah pesan politik yang dicoba disampaikan, melainkan pujian berlebihan yang diberikan kepada Megawati Soekarnoputri. Bagaimana tidak? Dalam surat itu, Denny berbicara tentang keagungan negarawan sejati yang dimiliki oleh Megawati dan ketulusan hatinya dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Tidak heran jika kemudian Denny menyarankan PDIP untuk mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai alternatif calon presiden, ketimbang Puan Maharani yang saat ini masih menjadi sosok yang disoroti. Mungkin Denny lupa bahwa jalan menuju kursi presiden tidak sekadar bersyukur punya kedekatan dengan sosok besar dalam politik. Ada banyak hal lain yang harus dipertimbangkan, seperti rekam jejak dan kinerja calon dalam memimpin sebuah wilayah. Tapi sepertinya, itu bukan lagi masalah, karena Denny sudah sangat yakin bahwa Ganjar adalah sosok yang lebih pantas untuk menjadi presiden. Bagi Denny, Megawati bukanlah sosok biasa, melainkan tokoh yang pantas digambarkan dalam sebuah puisi bersajak delapan. Kepiawaian Denny dalam merangkai kata-kata memang tidak perlu diragukan lagi, tapi kelakuan yang dilakukannya justru menjadi sebuah tanda tanya besar. Apakah Denny benar-benar paham dengan sosok yang ia puji atau hanya sekadar berusaha mencari sensasi untuk terlihat ikut serta dalam kancah politik tanah air? Satu yang pasti, Denny sepertinya tidak ingin masuk dalam daftar ghost writer profesional yang serbotugas menulis apapun yang diminta tanpa mempertimbangkan dampaknya. Yang pasti, ia ingin menjadi sorotan dan membangun citra pahlawan atas nama kebenaran. Meskipun, terkadang kebenaran sendiri pun butuh bertanya-tanya.
